YUK JAGA DAN RAWAT “ MISS V “ KITA !!
Kehidupan
seorang wanita tak jauh dari berbagai macam masalah, baik masalah yang datang
dari luar maupun dalam. Bahkan dari beberapa masalah yang ada dapat membuat
seorang wanita menjadi pasrah menghadapinya. Masalah utama yang dihadapi wanita
yaitu masalah kesehatan yang menjadi sentral untuk beraktivitas khususnya organ
kewanitaan. Apa jadinya bila ternyata mahkota seorang wanita bermasalah yang
bisa menyebabkan penyakit ganas, hingga sebagian dari mereka harus melepas
nafas? Oleh itu, sangat perlu bagi seorang wanita memelihara mahkotanya, tidak
hanya memperindah lekuk tubuh dan paras wajah, tapi juga Miss V yang menjadi investasi masa depan bagi seorang wanita.
Sistem reproduksi wanita sendiri adalah sistem tubuh wanita yang paling
rentan dan dapat dengan mudah terinfeksi atau terluka. Hanifa Wiknjosastro
mengungkapkan bahwa, seluruh bagian genital wanita adalah
vagina. Namun pada kenyataanya, vagina hanyalah merupakan bagian dari organ
intim wanita, yang biasa disebut dengan vulva. Organ
reproduksi wanita terbagi atas organ genitalia interna dan organ genitalia
eksterna. Organ genitalia interna terdiri dari Uterus, Tuba Falopii, dan
Ovarium. Dan organ genitalia eksterna terdiri dari Vulva, Mons Veneris, Labia Mayora, Labia Minora, Klitoris, Vestibulum,
Bulbus Vestibuli, Introitus Vagina, dan Perineum. Organ genitalia eksterna
adalah untuk senggama, sedangkan organ genitalia interna adalah bagian untuk
ovulasi, tempat pembuahan sel telur, transportasi blastokis, implantasi dan
tumbuh kembang janin (Wiknjosastro,
2007). Ada
berbagai macam bakteri yang terdapat dalam vagina, sekitar 95% nya merupakan
bakteri baik atau Lactobasillus dan 5% nya adalah bakteri jahat atau patogen. Pada keadaan normal, dalam vaginal
terdapat suatu keseimbangan yang luar biasa antara bakteri patogen dan Lactobasillus. Jika
keadaan ekosistem seimbang, artinya wanita tidak mengalami keadaan yang membuat
keasaman tersebut bertambah dan berkurang, maka bakteri yang menimbulkan
penyakit tersebut tidak akan mengganggu (Iswati, 2010).
Bagi orang yang tinggal di daerah tropis yang panas dapat
dengan mudah berkeringat karena udara yang cenderung lembab. Keringat ini
membuat tubuh kita lembab dan pengap, terutama pada organ seksual dan
reproduksi yang tertutup dan berlipat. Akibatnya bakteri mudah berkembang biak
didaerah organ intim kita sehingga Miss V
terganggu dan menimbulkan bau tak sedap serta infeksi (Wulandari,
2011).
Perlu kita ketahui bahwa hal itu tidak
menutup kemungkinan seorang wanita mengalami keputihan yang tidak normal bahkan penyakit berbahaya seperti kanker serviks. Selama
ini banyak wanita menganggap bahwa keputihan dan sakit saat haid adalah masalah
sepele. Padahal keputihan yang berbau, gatal, dan berwarna akan menyebabkan
infeksi dan menjadi awal munculnya penyakit ganas, seperti kanker serviks atau biasa dikenal dengan kanker mulut rahim.
Daru Wijayanti mengungkapkan bahwa, masalah yang sering dihadapi oleh wanita adalah
mengenai keputihan. Hampir semua wanita mengalami keputihan, namun itu hal yang
wajar dan normal terjadi apabila keputihan tersebut berwarna kuning,
kadang-kadang putih kental , tidak berbau atau gatal disertai keluhan-keluhan yang
terjadi disekitar organ intim wanita. Bahkan, produksinya dapat meningkat jika
seorang wanita sedang mengalami kondisi tertentu seperti: peningkatan jumlah
hormon di saat sekitar masa haid atau saat hamil, mendapatkan rangsangan
seksual, dan mengalami stres atau kelelahan berlebihan (Wijayanti,
2009).
Kanker Serviks
merupakan kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara
rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada
wanita yang telah berumur, tetapi tidak menutup kemungkinan anak remaja juga
dapat terjangkit penyakit ini. Hal ini disebabkan adanya virus yang menyerang
organ vital wanita.
Berbagai penyakit dapat timbul karena kelalaian kita
dalam menjaga kebersihan vagina kita. Itulah mengapa kebersihan organ intim menjadi hal
yang penting untuk diperhatikan. Praktik kebersihan yang buruk bisa menimbulkan
berbagai penyakit infeksi. Sayangnya, saat ini masih banyak wanita yang kurang
menjaga kebersihan organ intimnya terutama ketika datang bulan.
Kita tahu
bahwa dalam menjaga kesehatan organ intim wanita bukan pekerjaan yang mudah,
karena seorang wanita tidak boleh sembarangan dalam merawat organ intimnya. Butuh
ketekunan dan juga ketelitian dalam merawatnya. Daerah kewanitaan yang sehat
tidak membutuhkan pengobatan apapun, yang terpenting adalah untuk menjaga
daerah kewanitaan tetap kering dan bersih setiap saat. Dengan selalu menjaganya
dalam keadaan bersih akan terhindar dari resiko berbagai macam penyakit yang
disebabkan oleh bakteri yang hidup disekitar organ vital kita. Dalam
membersihkan Miss V, tidak boleh
sembarangan dilakukan. Karena sebenarnya Miss
V memiliki mekanisme sendiri untuk menjaga kebersihannya. Berikut adalah
cara merawat organ intim wanita:
1. Cuci
Organ Intim
Menjaga organ intim
yang paling mudah adalah dengan mencucinya. Cucilah organ intim dengan air
bersih, dan jika berada di toilet umum sebaiknya cuci dengan menggunakan air
mengalir. Hal itu untuk mencegah bakteri menjadi penyebab gangguan pada organ
kewanitaan. Bersihkan vagina dengan cara
membasuh bagian antara bibir vagina (vulva) secara hati-hati dan
perlahan. Cucilah daerah kewanitaan dari arah depan (vagina) menuju belakang (anus).
Bukan sebaliknya karena bakteri yang ada di sekitar anus akan ikut terbawa
masuk ke vagina (Wulandari, 2011). Secara abnormal, keputihan disebabkan oleh infeksi
atau peradangan yang terjadi karena mencuci vagina dengan air kotor,
pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian pembilas vagina yang berlebihan,
pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda asing dalam vagina (Kusmiran,
2011).
2. Hindari
celana ketat
Menggunakan celana yang
ketat dapat memicu timbulnya bakteri dalam organ kewanitaan. Selain itu, juga
dapat menimbulkan kelembaban pada organ intim menjadi terganggu, karena
sirkulasi udara yang kurang baik.
3. Kenakan
celana dalam berbahan katun
Celana dalam berbahan
katun selain nyaman dipakai juga dapat untuk
meminimalisasi risiko terinfeksi karena bahan yang terbuat dari katun akan
mudah menyerap keringat dibandingkan dengan material kain lainnya dan akan
menjaga kelembaban organ intim kita karena baik untuk sirkulasi udara.
4. Hindari
penggunaan parfum
Banyak orang
berpendapat bahwa dengan memakai parfum dapat memberikan efek harum pada organ
intim. Kenyataannya, parfum tidak disarankan untuk digunakan pada daerah
kewanitaan. Bahan kimia yang terkandung dalam parfum dapat membunuh bakteri
baik yang hidup pada organ intim wanita. Padahal kita tahu, bahwa organ intim
kita memerlukan bakteri baik ini bagi kesehatan organ intim.
5. Mengatur
pola makan dan minum
Dalam menjaga organ
intim, kita juga harus memperhatikan asupan gizi yang kita makan. Tidak hanya
memperhatikan kesehatan dari luar, namun juga dari dalam. Mengkonsumsi makanan
yang sehat dan bergizi adalah solusi penting untuk menjaga kesehatan organ
intim wanita dari dalam. Hindarilah mengkonsumsi makanan yang bisa memicu
terjadinya keputihan, seperti alkohol dan juga kopi. Perbanyaklah makan makanan
yang mengandung protein, vitamin dan serat yang terdapat pada sayuran dan
buah-buahan.
6. Menjaga
kebersihan saat haid
Banyak wanita yang
masih menyepelekan kebersihan organ intim saat menstruasi. Karena mungkin
beberapa dari mereka merasa malas untuk mengganti pembalut mereka. Padahal menjaga
kebersihan saat sedang haid sangat disarankan bagi semua kaum wanita. Pada saat
haid pastikan selalu mengganti pembalut sesering mungkin saat pembalut sudah
penuh atau setiap buang air kecil setidaknya 3-4
jam sekali untuk menghindari kuman dan bakteri penyebab iritasi berkembang
biak. Pastikan juga menggunakan pembalut yang sehat dan juga aman
dipakai.
7. Jangan
gunakan sabun kewanitaan
Banyak wanita
berpendapat bahwa dengan menggunakan sabun kewanitaan dapat membuat organ intim
kita menjadi bersih dan harum, namun hal ini adalah salah. Hindarilah untuk
penggunaan sabun kewanitaan untuk membersihkan organ intim wanita anda. Mengapa?
Karena pada produk-produk sabun kewanitaan terdapat bahan kimia yang dapat merusak
pH dan juga kadar kelembaban pada Miss V.
Hindari produk-produk seperti: tisu berwarna dan mengandung pewangi, pembalut
yang mengandung pewangi. Produk-produk tersebut dapat menyebabkan iritasi
daerah kewanitaan (Septian, 2009).
8. Jangan
melakukan Vaginal Douching
Vaginal
Douche adalah proses pembilasan atau pembersihan
vagina dengan menyomprotkan air atau larutan tertentu ke dalam rongga vagina
untuk berbagai alasan. Air atau cairan tersebut diletakkan dalam botol kemudian
disemprotkan ke dalam vagina melalui suatu tabung dan ujung penyemprot. Namun
hal ini tidak dianjurkan, karena dapat menimbulkan iritasi dan menghilangkan
bakteri baik yang berguna untuk menjaga daerah kewanitaan tetap sehat.
9. Jangan
berganti-ganti pasangan seksual dan tidak melakukan hubungan seksual di luar
nikah.
Ada
beberapa faktor resiko kanker serviks yang perlu kita ketahui. Sehingga, kita
dapat mencegah timbulnya penyakit kanker serviks tersebut. Faktor resiko
terjadinya kanker serviks pada wanita meliputi usia pernikahan yang terlalu
dini dan wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi (Yatim, 2008). Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi melalui saluran
reproduksi.
10.
Rutin mengganti celana dalam
Kebersihan organ intim
wanita juga sangat bergantung pada kebersihan pakaian terutama pakaian dalam.
Bagi wanita dianjurkan untuk mengganti celana dalam minimal dua kali dalam
sehari. Bagi wanita yang aktif bergerak dan banyak beraktivitas sehingga lebih
banyak berkeringat, sebaiknya rutin mengganti celana dalam untuk menghindari
lembab pada vagina yang bisa memicu pertumbuhan bakteri. Selain itu, gunakanlah daster ketika berada di
dalam rumah agar terjadi sirkulasi yang baik di daerah vagina.
11. Mencukur rambut kemaluan
Rambut
kemaluan akan menjadi sarang bertumbuhnya bakteri dan jamur yang akan
menciptakan infeksi pada vagina bila dibiarkan terlalu panjang. Untuk
menjaga kebersihan, disarankan untuk
mencukur bulu kemaluan secara berkala bulu di sekitar kemaluan. Perlu diingat, jangan mencukur rambut kemaluan
secara tuntas bersih karena dapat menghilangkan bakteri baik yang ada di
sekitar organ intim yang sangat berguna untuk kesehatan organ intim anda.
12.
Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan
Untuk mencegah penyakit
yang bisa membahayakan kesehatan organ intim, sebaiknya anda rutin melakukan
pemeriksaan ke dokter. Selain melakukan pemeriksaan, anda juga bisa
berkonsultasi dengan dokter dalam hal menjaga kesehatan organ intim.
13. Hanya
gunakan pembalut atau panty liner
yang tidak diberi pewangi
Kadang kita berpikir
dengan memakai pembalut atau panty liner yang berparfum atau diberi pewangi
dapat membuat harum daerah organ intim kita, tapi hal tersebut tidak dianjurkan
karena wewangian bisa menimbulkan reaksi alergi pada
organ tertentu.
14. Sehabis
berenang atau olahraga, segera ganti pakaian dan celana dalam secepat mungkin.
Ingat, area organ intim
sangat rentan pada kelembaban. Membiarkan pakaian basah menempel terlalu lama
pada tubuh akan memicu pertumbuhan bakteri merugikan. Apalagi biasanya air
kolam renang mengandung kaporit dengan kadar tinggi yang bisa menyebabkan
alergi.
15. Pergunakan
tisu kesehatan yang bagus untuk membersihkan organ intim wanita.
DAFTAR PUSTAKA
Cara membersihkan Daerah Kewanitaan.(2015,
juli 9). Dipetik September 7, 2015 dari
CRYSTAL-X Womens’s Health: https://allaboutcrystalx.wordpress.com/2015/07/09
Iswati, Erna. 2010. Awas Bahaya Penyakit Kelamin. Jogjakarta : DIVA Press.
Diakses pada
28 Oktober 2015, dari :
https://www.scribd.com/doc/134617661/patofisiologi-keputihan
Kusmiran, Eny. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita.
Penerbit Salemba
Medika, Jakarta.
Septian. 2009.
Cara merawat Organ Intim dengan Baik dan Benar. Diakses pada 26
Tips Alami Menjaga Kesehatan Organ
Intim Wanita. (2015, Juni 15). Diakses pada
28 Oktober 2015, dari : http://pondokibu.com/tips-alami-menjaga-kesehatan-organ-
Tips Menjaga Kebersihan Organ Intim
Wanita. (2015, Maret 16). Diakses pada 26
Oktober 2015, dari : https://udoctor.co.id/gaya-hidup-sehat/tips-menjaga-
U.S.
Department of Health & Human Services. (n.d.) Office of Population Affairs.
Vaginal Discharge Fact Sheet. Diakses pada
26 Oktober 2015, dari :
Wijayanti,
Daru. (2009). Fakta penting tentang kesehatan reproduksi wanita.
Yogyakarta : Glossia Media. Diakses pada 27 Oktober 2015, dari :
https://www.scribd.com/doc/134617661/patofisiologi-keputihan
Wiknjosastro,
Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Wulandari,
A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: ANDI.