DEMENSIA
http://www.hidayatullah.com/ |
Demensia berasal dari bahasa asing emence yang pertama kali dipakai oleh Pinel. Pada umumnya seseorang yang bertambah usia semakin tua akan mengalami kepikunan dan mudah lupa. Tak jarang beberapa orang menyebut bahwa pikun merupakan gejala lupa yang terjadi pada orang lanjut usia.
Pikun ini termasuk gangguan otak yang kronis. Biasanya (tetapi tidak selalu) berkembang secara perlahan-lahan, dimulai dengan gejala depresi yang ringan atau kecemasan yang kadang-kadang disertai dengan gejala kebingungan, kemudian menjadi parah diiringi dengan hilangnya kemampuan intelektual yang umum atau demensia. Jadi istilah pikun yang dipakai oleh kebanyakan orang, terminologI ilmiahnya adalah demensia. Hampir semua orang lansia yang mengalami kemunduran fungsi mentalnya secara mudah disebut sebagai telah mengalami demensia. Dalam kenyataan belum tentu lansia sudah mengalami demensia dan mungkin hanya baru dalam taraf predemensia.
Orang yang mengalami demensia selain mengalami kelemahan kognisi secara bertahap, juga akan mengalami kemunduran aktivitas hidup sehari-hari. Ini pun terjadi secara bertahap dan dapat diamati. Awalnya, kemunduran aktivitas hidup sehari-hari ini berujud sebagai ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas hidup yang kompleks, seperti tidak mampu mengatur keuangan, melakukan korespondensi, bepergian dengan kendaraan umum, melakukan hobi, memasak, menata boga, mengatur obat-obatan, menggunakan telepon, dan sebagainya. Lambat laun penyandang tersebut tidak mampu melakukan aktivitas hidup sehari-hari yang dasar berupa ketidakmampuan untuk berpakaian, menyisir, mandi, toileting, makan, dan aktivitas hidup sehari-hari yang dasar. Jadi proses demensia terjadi secara bertingkat dalam tahapan-tahapan yang dapat diamati dan dikenali kalau saja orang dekatnya waspada.
Akibat proses penuaan, mau tidak mau terjadi kemunduran kemampuan otak. Diantara kemampuan yang menurun secara linier atau seiring dengan proses penuaan adalah (dalam Kuntjoro, 2002):
a. Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan kecepatan mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori.
b. Intelegensia Dasar (Fluid intelligence) yang berarti penurunan fungsi otak bagian kanan yang antara lain berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal, pemecahan masalah, mengenal wajah orang, kesulitan dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi (dalam Flavel, 1997). Dari penelitian Finkel dan Pederson (2000), ditemukan bahwa ada hubungan antara bertambahnya umur dengan kecepatan untuk melakukan persepsi. Seperti mengidentifikasi suatu objek. Kemampuan persepsi ini penting karena akan mempengaruhi kemmapuan kognitif seseorang dan biasanya akan mengalami penurunan seiring bertambahnya usia.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Setiawan,
Bidjuni, & Karundeng. 2014. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kejadian Demensia
Pada Lansia Di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senja Cerah Paniki Kecamatan
Mapanget Manado. Diambil dari: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/5207/4721
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar disini