Blue Flower Design Pointer


Jumat, 19 Agustus 2016

WASPADA Kanker Payudara, SADARI sebelum terlambat!

SADARI sebelum terlambat!!" ✾◕  ◕✾
SADARI ✾◕ ◕✾
Penting untuk menyadari bagaimana bentuk normal payudara dan  ada tidaknya perubahan dari waktu ke waktu.  Payudara umumnya akan terasa berbeda di masa menstruasi.  Sebelum dan selama periode ini, kebanyakan wanita merasa  payudaranya akan menjadi makin kencang dan padat.  Memasuki masa menopause, payudara akan terasa lebih kendur dan lembut.
Namun ada perubahan tertentu yang perlu diwaspadai karena dapat  menjadi indikasi adanya penyakit. Pemeriksaan payudara sendiri  umumnya bertujuan untuk mengetahui bentuk payudara normal,  menyadari ada tidaknya perubahan pada payudara, dan agar perubahan apa pun dapat segera dikonsultasikan dan tidak terlambat ditangani.
 Benjolan atau perubahan payudara ini dapat disebabkan oleh banyak hal.  Namun memang hanya sedikit yang mengarah pada penyakit yang serius.  Sekitar 1 dari 10 benjolan di payudara bersifat kanker.  Akan tetapi, kanker yang terlambat ditangani akan membawa
dampak yang sangat serius. Oleh karenanya, segera periksakan diri  ke dokter jika dalam pemeriksaan mandiri Anda menemukan:
Benjolan keras pada payudara atau ketiak.
Perubahan pada permukaan kulit: kulit menjadi berkerut, atau terdapat cekungan.
Perubahan ukuran dan bentuk payudara, terutama ketika  Anda mengangkat payudara atau menggerakkan lengan.
Keluar cairan dari puting payudara, tapi bukan ASI.
Keluar darah dari puting.
Terdapat bagian puting yang memerah dan menjadi lembap, serta tidak kunjung berubah menjadi seperti semula.
Puting berubah bentuk, misalnya menjadi melesak ke dalam.
Ruam di sekitar puting.
Ada rasa sakit atau tidak nyaman yang berkelanjutan pada payudara.

Apakah laki-laki juga harus melakukan SADARI
Tentu saja, karna laki-laki pun dapat terserang penyakit kanker payudara. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sekaligus  pendiri Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ),  Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan, karena jumlah penderitanya  yang sangat kecil umumnya membuat kaum pria kurang waspada terhadap masalah kanker payudara. Sangat sedikit yang melakukan  “Sadari” atau Periksa Payudara Sendiri sebagai langkah  penting untuk mendeteksi adanya kanker.
Seperti pada wanita, penyebab kanker payudara pada laki-laki juga  sangat kompleks. Namun, sejumlah dokter meyakini, masalah ini terjadi  ketika beberapa sel jaringan payudara berkembang dengan tidak normal. “Apabila payudara membesar akibat mengonsumsi obat yang  memacu hormon perempuan, misalnya pada golongan transgender,  kondisi ini juga harus diwaspadai karena bisa memicu timbulnya kanker payudara,” ungkap dr. Fielda Djuita Sp.Rad (K) Onk.Rad  dari RS Kanker Dharmais, Jakarta.

Source : http://www.alodokter.com/kanker-payudara/


Kamis, 18 Agustus 2016

demensia

DEMENSIA

http://www.hidayatullah.com/


   Lanjut usia identik dengan menua. Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang lemah dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian seiring dengan bertambahnya usia, terjadi berbagai perubahan fisiologis yang tidak hanya berpengaruh terhadap penampilan fisik, namun juga terhadap fungsi dan tanggapanya pada kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2006).
    Demensia berasal dari bahasa asing emence yang pertama kali dipakai oleh Pinel. Pada umumnya seseorang yang bertambah usia semakin tua akan mengalami kepikunan dan mudah lupa. Tak jarang beberapa orang menyebut bahwa pikun merupakan gejala lupa yang terjadi pada orang lanjut usia.
Pikun ini termasuk gangguan otak yang kronis. Biasanya (tetapi tidak selalu) berkembang secara perlahan-lahan, dimulai dengan gejala depresi yang ringan atau kecemasan yang kadang-kadang disertai dengan gejala kebingungan, kemudian menjadi parah diiringi dengan hilangnya kemampuan intelektual yang umum atau demensia. Jadi istilah pikun yang dipakai oleh kebanyakan orang, terminologI ilmiahnya adalah demensia. Hampir semua orang lansia yang mengalami kemunduran fungsi mentalnya secara mudah disebut sebagai telah mengalami demensia. Dalam kenyataan belum tentu lansia sudah mengalami demensia dan mungkin hanya baru dalam taraf predemensia. 
  Orang yang mengalami demensia selain mengalami kelemahan kognisi secara bertahap, juga akan mengalami kemunduran aktivitas hidup sehari-hari. Ini pun terjadi secara bertahap dan dapat diamati. Awalnya, kemunduran aktivitas hidup sehari-hari ini berujud sebagai ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas hidup yang kompleks, seperti tidak mampu mengatur keuangan, melakukan korespondensi, bepergian dengan kendaraan umum, melakukan hobi, memasak, menata boga, mengatur obat-obatan, menggunakan telepon, dan sebagainya. Lambat laun penyandang tersebut tidak mampu melakukan aktivitas hidup sehari-hari yang dasar berupa ketidakmampuan untuk berpakaian, menyisir, mandi, toileting, makan, dan aktivitas hidup sehari-hari yang dasar. Jadi proses demensia terjadi secara bertingkat dalam tahapan-tahapan yang dapat diamati dan dikenali kalau saja orang dekatnya waspada.
Akibat proses penuaan, mau tidak mau terjadi kemunduran kemampuan otak. Diantara kemampuan yang menurun secara linier atau seiring dengan proses penuaan adalah (dalam Kuntjoro, 2002):
a. Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan kecepatan mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori.
b. Intelegensia Dasar (Fluid intelligence) yang berarti penurunan fungsi otak bagian kanan yang antara lain berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal, pemecahan masalah, mengenal wajah orang, kesulitan dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi (dalam Flavel, 1997). Dari penelitian Finkel dan Pederson (2000), ditemukan bahwa ada hubungan antara bertambahnya umur dengan kecepatan untuk melakukan persepsi. Seperti mengidentifikasi suatu objek. Kemampuan persepsi ini penting karena akan mempengaruhi kemmapuan kognitif seseorang dan biasanya akan mengalami penurunan seiring bertambahnya usia.

Daftar Pustaka
Setiawan, Bidjuni, & Karundeng. 2014. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kejadian Demensia Pada Lansia Di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senja Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Manado. Diambil dari: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/5207/4721